Minggu, 08 Mei 2016

kehamilan ektopik

Apa itu kehamilan ektopik dan bagaimana cara mengetahuinya? 


Kehamilan ektopik adalah kehamilan yang berkembang diluar rahim, biasanya didalam tuba falopi. Situasi ini membahayakan nyawa karena dapat menyebabkan pecahnya tuba falopi jika kehamilan berkembang. Perawatannya harus dilakukan dengan cara operasi atau melalui obat-obatan. Namun, aborsi medis tidak dapat mengobati kehamilan diluar rahim!
Anda dapat memastikan apakah kehamilan anda berada didalam rahim dengan cara USG. Bila anda menggunakan Mifepristone dan Misoprostol untuk mengakhiri kehamilan tapi belum melakukan USG, bisa jadi kehamilan ektopik anda tidak terdeteksi. Jika anda tidak mengeluarkan jaringan atau darah setelah menggunakan Misoprostol, mungkin anda mengalami kehamilan ektopik. Apabila anda tiba-tiba merasa sangat nyeri di bagian perut atau punggung, atau jika anda merasa akan pingsan atau benar-benar pingsan, atau anda merasa sakit di area bahu, kemungkinan anda mengalami kehamilan ektopik yang telah pecah dan harus segera dibawa ke rumah sakit. Kehamilan ektopik dapat diobati bahkan ditempat yang membatasi akses aborsi.

Kehamilan ektopik terjadi ketika telur yang dibuahi tidak menempel dan tumbuh dalam rahim seperti umumnya, tetapi menempel dan tumbuh di tempat lain, biasanya tuba falopi. tuba falopi adalah saluran kecil yang dilewati sel telur yang dibuahi untuk menuju rahim. Jika kehamilan berlanjut, embrio akan berkembang dan menjadi terlalu besar dalam tuba falopi sehingga menyebabkan tuba falopi pecah. Kehamilan ektopik tidak dapat dilanjutkan dan harus dikeluarkan untuk menyelamatkan nyawa perempuan. Perawatan oleh ginekolog diperlukan untuk memastikan kesehatan perempuan. Jika tidak diobati, resiko yang dihadapi adalah perdarahan berat internal disebabkan oleh pecahnya tuba falopi.
Aborsi medis menggunakan Mifepristone-Misoprostol tidak bisa mengobati kehamilan ektopik.. jika seorang perempuan mengalami kehamilan ektopik, komplikasi tidak terkait dengan aborsi medis yang ia lakukan.“…Tidak ada bukti menunjukkan bahwa aborsi medis menyebabkan komplikasi yang berbeda pada perempuan dengan kehamilan ektopik. 
Jika kehamilan ektopik tidak ditangani embrio dapat terus berkembang diluar rahim bahkan sesudah menggunakan Mifepristone dan Misoprostol. Embrio akan terus berkembang , dan bila tidak dikeluarkan, akan menyebabkan pecahnya tuba falopi saat embrio tumbuh terlalu besar. Bila tidak ditangani, resiko perdarahan internal karena pecahnya tuba falopi dapat terjadi. Ginekolog di negara manapun menangani perempuan dengan kondisi tersebut, bahkan negara yang sangat membatasi aborsi.
Seorang perempuan hamil yang mengalami gejala-gejala berikut ini kemungkinan mengalami kehamilan ektopik : nyeri di perut atau panggul, kram pada satu sisi panggul, perdarahan dalam jumlah kecil yang tidak biasa, payudara sakit, mual, nyeri di bagian punggung bawah. 

Faktor Risiko Kehamilan Ektopik

Penyebab pasti dari tiap kehamilan ektopik terkadang sulit diketahui. Tetapi terdapat beberapa faktor risiko yang diduga dapat memicu kondisi ini. Faktor-faktor tersebut meliputi:
  • Alat kontrasepsi. Penggunaan alat kontrasepsi spiral atau intrauterine device (IUD) diduga sebagai faktor pemicu utama sehubungan dengan kehamilan ektopik.
  • Pernah mengalami kehamilan ektopik. Wanita yang pernah mengalami kehamilan ektopik memiliki risiko 15-20 persen lebih tinggi untuk kembali mengalaminya.
  • Infeksi atau inflamasi. Wanita yang pernah mengidap inflamasi tuba falopi atau penyakit radang panggul akibat penyakit seksual menular, seperti gonore atau chlmydia memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami kehamilan ektopik.
  • Masalah kesuburan. Pengobatan untuk masalah kesuburan terkadang dapat memicu kehamilan ektopik.
  • Proses sterilisasi dan sebaliknya. Prosedur pengikatan tuba atau pembukaan ikatan tuba yang kurang sempurna juga berisiko memicu kehamilan ektopik.

Gejala Kehamilan Ektopik

Pada awalnya, kehamilan ektopik cenderung tanpa gejala atau memiliki tanda yang mirip dengan kehamilan biasa sebelum akhirnya muncul gejala lain yang mengindikasikan kehamilan ektopik. Di antaranya adalah:
  • Nyeri pada tulang panggul.
  • Menstruasi berhenti.
  • Pendarahan ringan dari vagina.p
  • pusing atau lemas.
  • Mual dan muntah.
  • Nyeri pada bahu.
  • Rasa sakit atau tekanan pada rektum saat buang air besar.
  • Jika tuba falopi sobek, akan terjadi pendarahan hebat yang mungkin memicu hilangnya kesadaran.
Kehamilan ektopik termasuk kondisi medis yang membutuhkan penanganan darurat. Karena itu, sebaiknya Anda segera ke rumah sakit jika mengalami gejala-gejala seperti di atas.

Diagnosis Kehamilan Ektopik

Selain menanyakan kondisi kesehatan secara umum, dokter akan mengadakan pemeriksaan fisik pada rongga panggul. Tetapi kehamilan ektopik tidak bisa dipastikan hanya melalui pemeriksaan fisik. Dokter juga membutuhkan USG atau tes darah.
Metode USG yang paling akurat untuk mendeteksi kehamilan ektopik adalah USG transvaginal. Prosedur ini akan mengonfirmasi lokasi kehamilan ektopik sekaligus detak jantung janin.
Jika lokasi kehamilan ektopik tidak dapat diketahui melalui USG dan kondisi Anda stabil, dokter akan menganjurkan tes darah untuk konfirmasi. Tes ini digunakan untuk mendeteksi keberadaan hormon hCG (Human chorionic gonadotropin). Hormon ini diproduksi plasenta selama awal kehamilan.

Langkah Penanganan Kehamilan Ektopik

Sel telur yang telah dibuahi tidak akan bisa tumbuh dengan normal jika tidak di dalam rahim. Karena itu, jaringan ektopik harus diangkat untuk menghindari komplikasi yang dapat berakibat fatal.
Wanita yang dicurigai mengalami kehamilan ektopik segera dibawa ke rumah sakit untuk menjalani penanganan secepatnya. Kehamilan ektopik yang terdeteksi secara dini tanpa rasa nyeri yang signifikan dan tidak ada janin yang berkembang secara normal dalam rahim umumnya ditangani dengan suntikan methotrexate. Obat ini akan menghentikan pertumbuhan sekaligus menghancurkan sel-sel yang sudah terbentuk.
Dokter akan memantau kadar hCG pasien setelah menerima suntikan. Jika kadar hCG dalam darah pasien tetap tinggi, hal ini biasanya mengindikasikan bahwa pasien membutuhkan suntikanmethotrexate lagi. Potensi efek samping obat ini meliputi mual, muntah, serta gangguan hati.
Kehamilan ektopik juga dapat ditangani dengan operasi. Prosedur ini biasanya dilakukan melalui operasi lubang kunci atau laparoskopi. Tuba falopi yang ditumbuhi jaringan ektopik akan diperbaiki jika memungkinkan.
Diagnosis dan hasil tes yang tepat tentunya sangat membantu. Diperkirakan lebih dari 80 persen wanita yang didiagnosis mengalami kehamilan ektopik dapat pulih dengan terapi obat dan/atau prosedur laparoskopi tanpa pengangkatan tuba falopi.

Komplikasi Kehamilan Ektopik

Diagnosis yang tidak tepat dan penanganan yang terlambat untuk kehamilan ektopik dapat memicu pendarahan hebat dan bahkan kematian akibat sobeknya tuba falopi atau rahim. Jika mengalami komplikasi ini, pasien harus menjalani operasi darurat melalui bedah terbuka. Tuba falopi kemungkinan dapat diperbaiki, tapi umumnya harus diangkat.
Penanganan dengan operasi pun memiliki risiko tersendiri, seperti pendarahan, infeksi, serta kerusakan pada organ-organ di sekitar bagian yang dioperasi.
Kehamilan ektopik tidak bisa dicegah sepenuhnya. Tetapi Anda tetap dapat menurunkan kemungkinannya dengan menghindari atau mengurangi faktor risiko tertentu. Misalnya, melakukan pemeriksaan dengan tes darah dan USG sebagai pendeteksian awal atau memantau perkembangan kehamilan, khususnya wanita yang pernah mengalami kehamilan ektopik.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar