Abortus adalah keluarnya janin sebelum mencapai viabilitas. Dimana masa gestasi belum mencapai usia 22 minggu dan beratnya kurang dari 500 gr am (Derek Liewollyn&Jones: 2002). Hal serupa dikemukakan Murray, 2002 bahwa abortus adalah berakhirnya kehamilan dengan pengeluaan hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan dengan usia gestasi kurang dari 20 minggu dan berat janin kurang dari 500 gram.
Epidemiologi Abortus
Data dari beberapa Negara
memperkirakan bahwa antara 10 %dan 15% yang terdiagnosis secara klinis berakhir
dengan abortus. Abortus lebih sering terjadi pada wanita berusia diatas 30
tahun dan meningkat pada usia 35 tahun. Frekuensi meningkat bersamaan dengan meningkatnya
angka graviditas: 6% kehamilan pertama atau kedua berakhir dengan abortus;
angka ini menjadi 16% pada kehamilan ketiga dan seterusnya. Di Indonesia,
diperkirakan ada 5 juta kehamilan per-tahun, dengan demikian setiap tahun
terdapat 500.000-750.000 janin yang mengalami abortus spontan (Derek
Liewollyn&Jones, 2002).
Etiologi Abortus
Abortus dapat terjadi karena
beberapa etiologi yaitu : Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi, biasanya
menyebabkan abortus pada kehamilan sebelum usia 8 minggu. Faktor yang
menyebabkan kelainan ini adalah:
a.Kelainan kromosom, terutama
trimosoma dan monosoma X
b.Lingkungan sekitar tempat
implantasi kurang sempurna
c.Pengaruh teratogen akibat
radiasi, virus, obat-obatan temabakau dan alcohol
Gangguan sirkulasi plasenta
Dijumpai pada ibu yang menderita
penyakit nefrisis, hipertensi, toksemia gravidarum, anomaly plasenta.
Faktor maternal seperti
pneumonia, typus, anemia berat, keracunan dan toksoplasmosis. Kelainan traktus
genetalia, seperti inkompetensi serviks (untuk abortus pada trimester kedua),
retroversi uteri, mioma uteri dan kelainan bawaan uterus.
Patofisiologi Abortus
Pada awal abortus terjadi
perdarahan desiduabasalis, diikuti dengan nerkrosis jaringan sekitar yang
menyebabkan hasil konsepsi terlepas dan dianggap benda asing dalam uterus.
Kemudian uterus berkontraksi untuk mengeluarkan benda asing tersebut. Pada
kehamilan kurang dari 8 minggu, villi korialis belum menembus desidua secara
dalam jadi hasil konsepsi dapat dikeluarkan seluruhnya. Pada kehamilan 8 sampai
14 minggu, penembusan sudah lebih dalam hingga plasenta tidak dilepaskan
sempurna dan menimbulkan banyak perdarahan. Pada kehamilan lebih dari 14 minggu
janin dikeluarkan terlebih dahulu daripada plasenta hasil konsepsi keluar dalam
bentuk seperti kantong kosong amnion atau benda kecil yang tidak jelas
bentuknya (blightes ovum),janin lahir mati, janin masih hidup, mola kruenta,
fetus kompresus, maserasi atau fetus papiraseus.
Klasifikasi Abortus
Spontan (terjadi dengan
sendiri, keguguran) merupakan ± 20% dari semua abortus. Abortus spontan terdiri dari 7
macam, diantaranya :
- Abortus imminens : Peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu, dimana hasil konsepsi masih dalam uterus, dan tanpa adanya dilatasi serviks.
- Abortus insipiens : Peristiwa perdarahan uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan adanya dilatasi serviks uteri yang meningkat, tetapi hasil konsepsi masih dalam uterus.
- Abortus inkompletus : Pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus.
- Abortus kompletus : Semua hasil konsepsi sudah dikeluarkan.
- Abortus servikalis : keluarnya hasil konsepsi dari uterus dihalangi oleh ostium uterus eksternum yang tidak membuka, sehingga semuanya terkumpul dalam kanalis serviks uterus menjadi besar, kurang lebih bundar dengan dinding menipis
- Missed Abortion : kematian janin sebelum usia 20 minggu, tetapi janin mati itu tidak dikeluarkan selama 8 minggu atau lebih.
- Abortus habitualis : abortus yang berulang dengan frekuaensi lebih dari 3 kali
Abortus provokatus (abortus
yang sengaja dibuat) : Menghentikan kehamilan sebelum janin dapat hidup di luar
tubuh ibu. Pada umumnya dianggap bayi belum dapat hidup diluar kandungan
apabila kehamilan belum mencapai umur 28 minggu, atau berat badan bayi belum
1000 gram, walaupun terdapat kasus bahwa bayi dibawah 1000 gram dapat terus
hidup.
Abortus provocatus terdiri dari 2
macam, diantaranya :
- Abortus provocatus artificialis atau abortus therapeutics: Pengguguran kehamilan dengan alat – alat dengan alasan bahwa kehamilan membahayakan membawa maut bagi ibu, misal ibu berpenyakit berat. Indikasi pada ibu dengan penyakit jantung (rheuma), hypertensi essensialis, carcinoma cerviks.
- Abortus provocatus criminalis : pengguguran kehamilan tanpa alasan medis yang sah dan dilarang oleh hukum.
Tanda dan Gejala Abortus
Secara umum tanda dan gejala
abortus sebagai berikut :
- Terlambat haid atau amenorhe kurang dari 20 minggu
- Keadaan umum tampak lemah kesadaran menurun, tekanan darah normal atau menurun, denyut nadi normal atau cepat dan kecil, suhu badan normal atau meningkat
- Perdarahan pervaginam mungkin disertai dengan keluarnya jaringan hasil konsepsi
- Rasa mulas atau kram perut, didaerah atas simfisis, sering nyeri pingang akibat kontraksi uterus
Tidak ada komentar:
Posting Komentar